Selamat datang.. Hingar bingar di sekeliling mari diambil hikmahnya, karena keadaan masyarakat akan berubah bila diri kita berubah. Salam hangat!

Friday, August 24, 2012

LIFE MAP




kotak link kotak link kotak link kotak link kotak link kotak link kotak link  


Klik kata yang ada dalam Life Map di atas untuk menuju ke artikel yang relevan.


Saturday, August 18, 2012

SETIAP ORANG SEDANG MEMBUKTIKAN

Ilmu pengetahuan dan teknologi sudah maju, sejarah sudah panjang membentang dengan bukti-bukti, sepatutnya manusia mengambil banyak pelajaran untuk percaya dengan berita dan janji Tuhan pemilik kesempurnaan.

Hukum alam berlaku dengan sangat teratur, berkaitan, bertingkat-tingkat, sempurna tanpa sedikitpun cacat, hanya pengetahuan manusia sungguh lemah dalam menelusurinya. Alam makro begitu luas tak terjangkau ujungnya, alam mikro begitu kecil tak terlihat titik terkecilnya meskipun itu sangat dekat. Teknologi gelombang (dari keberadaan radio hingga handphone, dst) semakin memperjelas fakta penting bahwa di balik yang terlihat oleh mata ternyata ada eksistensi keterikatan kuat antar benda-benda yang terpisah oleh jarak maupun tidak. Teknologi kedokteran juga membuktikan adanya keterkaitan antara komponen diri yang secara awam seolah tidak terkait, misalnya kondisi psikologis manusia yang berakibat munculnya penyakit fisik. Menurut ragam pengetahuan manusia yang diperkirakan masih sangat terbatas itu, terkuak adanya tingkatan eksistensi. Sangat mungkin ditemukan tingkatan eksistensi yang lain manakala pengetahuan manusia berkembang lagi.

Sementara itu, sejarah sudah berlebih dalam menampilkan bukti akibat dari suatu tindakan, yaitu bagaimana para pelaku kejahatan cepat atau lambat diketahui mendapat akibat yang tidak menguntungkan bahkan mencelakakan.

Dari point-point singkat di atas, manusia tak bisa hanya percaya dengan apa yang dilihat, diraba dan didengar saja. Manusia seharusnya sadar akan adanya tingkatan-tingkatan eksistensi yang saling berkaitan sehingga terjadilah hukum sebab-akibat yang menyeluruh hingga menyentuh aspek baik buruk, di mana kebaikan berakibat kebaikan, keburukan berakibat keburukan seperti yang diberitakan Tuhan. 

Tuhan Pasti Menegakkan HukumNYA
 
Di dalam Al Quran, sudah terang tertulis bahwa langit bertingkat-tingkat. Dan akibat dari kebaikan atau keburukan pasti akan terjadi di dunia, sebelum terjadi lagi di akhirat. Dan sekecil apapun perbuatan, akan ada akibatnya.
Memang ada sebagian fenomena yang terjadi di sekitar kita yang apabila tidak dicermati, maka kita akan berpikir bahwa hukum yang berlaku di dunia ini bak hukum rimba. Seolah siapa yang kuat akan memakan yang lemah. Seolah siapa yang terlahir hoki, selamanya akan hoki. Siapa yang terlahir sial, selamanya akan sial.
Tetapi Tuhan yang maha adil, tidak mungkin menciptakan hukum yang demikian. DIA menyayangi seluruh makhluk, DIA memperlakukan hambaNYA secara adil sesuai apa yang diperbuat oleh seorang hamba. Bahkan DIA maha pemurah dan maha mensyukuri sehingga satu keburukan hanya akan mendapat satu akibat buruk, sedangkan satu kebaikan akan mendapat akibat baik yang berlipat-lipat.

Membaca Hukum Sebab Akibat
 
Dalam konteks alam semesta yang tunggal dan menyeluruh ini berlakulah hukum sebab akibat yang diciptakan Tuhan. Komponen-komponen yang terlibat dalam ‘hukum sebab akibat’ adalah semua benda yang terlihat dan tak terlihat beserta semua gerakannya yang ada dalam himpunan alam semesta ini. Begitu luasnya komponen perhitungan hukum ini, menyebabkan manusia (yang terbatas pengetahuannya) sering kesulitan memperkirakan akibat-akibat. Hal tersebut memunculkan kosakata ‘tiba-tiba’, ‘kebetulan’, ‘ajaib’, ‘lagi sial/ hoki aja’, dan sejenisnya. Maka agar dapat berbuat secara tepat dalam hukum sebab-akibat, manusia perlu memahami ayat-ayatNYA yang merupakan sumber informasi menyangkut hukum itu, di antaranya dengan memahami sifat-sifat dari suatu ‘akibat’, sebagai berikut :
1.        ‘Akibat dari sebab’ bisa muncul secara langsung maupun tidak langsung, secara cepat atau lama, secara tunai atau bertahap.  Untuk ‘akibat’ yang langsung, cepat dan tunai, manusia bisa dengan mudah memahaminya. Tetapi untuk ‘akibat’ yang tidak langsung dan lama, manusia butuh percaya bahwa semua yang terjadi adalah akibat dari masa lalu. Tuhan mengabarkan bahwa ada akibat yang langsung, ada yang ditunda, ada yang berlangsung perlahan-lahan, ada juga yang terjadi tiba-tiba dan terakumulasi pada satu waktu.

2.        ‘Akibat dari sebab’ bisa dimunculkan dari mana saja. Bisa melalui manusia (terpaksa atau sukarela, sengaja atau tidak), bisa melalui alam, atau bisa juga melalui gabungan antara manusia dan alam. Memang Tuhan menyuruh manusia menegakkan hukumNYA di muka bumi. Tapi seandainya manusia tidak ada yg sukarela menjalankannya pun, Tuhan tetap akan memunculkan ‘akibat’ melalui keterpaksaan / ketidaksengajaan manusia dan melalui alam dengan caraNYA sendiri, yang tetaplah Adil dan Penuh Syukur.

3.       ‘Akibat dari sebab’ tidak pandang bulu dan tidak mendendam. Seseorang yang melakukan kebaikan dan keburukan sekaligus, maka akibat yang akan diterima juga akan berupa kebaikan dan keburukan, meskipun kebaikan dan keburukan itu bisa muncul terpisah. Dan seseorang yang telah terbiasa melakukan keburukan, lalu ia sekali melakukan kebaikan, maka kebaikan itu tetap akan berakibat kebaikan meskipun berada di antara keburukan-keburukan dari kebiasaannya. Ini menunjukkan salah satu letak ke-mahaadil-an dan ke-maha teliti-an Tuhan.

4.        ‘Akibat dari sebab’ bisa muncul dalam berbagai bentuk atau keadaan. Di sini sebagian manusia sering keliru memahami hakekat dari suatu akibat, yaitu hanya melihat secara kasat mata. Misalnya selalu menggunakan unsur ‘harta’ sebagai tolok ukur utama, di mana harta mencerminkan kesenangan. ‘Akibat baik’ dipahami baik jika memunculkan harta sedangkan ‘akibat buruk’ dipahami buruk jika memunculkan harta. Untuk itu diperlukan ukuran yang nyata tentang apakah itu kesenangan dan apakah itu kebaikan.



Memilah Keadaan secara Tepat
 
Dalam membaca hukum sebab akibat juga perlu melihat dengan jernih tentang berbagai bentuk keadaan ‘sebab’ maupun ‘akibat’. Apabila diuraikan mungkin bisa berupa tabel kuadran berikut :

Tuesday, August 7, 2012

Sebagian Hikmah Tauhid


Doa Nabi Musa AS dalam menghadapi kekuasaan Firaun:

“..dan jadikankanlah dia (Harun) sekutu dalam urusanku, supaya kami banyak bertasbih kepada Engkau, dan banyak mengingat Engkau.” (Thaahaa: 32-34)


Dan ayat-ayat berikut:

“Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.” (Al Anfaal:45)

“Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul, (ingatlah) ketika ia lari, ke kapal yang penuh muatan, kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit.” (Ash Shaaffat:139-145)

"Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”  (Al Jumuah:10)


Nabi Musa tahu bahwa 2 orang yang mengingat Alloh, akan lebih banyak mengingatNYA daripada 1 orang saja. Sedangkan banyak mengingatNYA akan mendapatkan banyak keberuntungan dalam usahanya. Doa Nabi Musa tersebut bisa juga dianalogikan:

1 orang yang mengingat Alloh saja, akan lebih banyak mengingatNYA daripada ketika orang itu mengingat Alloh + yang lainnya.

2 > 1 eqivalent dengan (1 / 1) > (1 / >1).