Hampir tak bisa terelakkan bahwa kehidupan sehari-hari senantiasa
membiasakan indera kita untuk melihat, meraba, mendengar situasi, hawa dan
hiruk pikuk perlombaan kemewahan atau perlombaan bisnis/ kekuasaan dari orang-orang
di luar kita atau mungkin kita sendiri. Hal ini tentunya jadi ”terapi negatif”
bagi hati untuk selalu terobsesi pada tabiat materialistis.
Hati kita yang semula suci, seiring dengan bertambahnya pengalaman inderawi pada hal-hal buruk tadi, apabila tidak dipedulikan dan dikendalikan, dari hari ke hari akan terus terkotori.
Tertutupnya hati oleh kotoran akan menjerumuskan diri pada kepalsuan dan kebinasaan. Karena potensi hati manusia di antaranya adalah kemampuan melihat dengan jernih apa yang nyata bermanfaat bagi kehidupan manusia dan apa yang sia-sia. Sehingga apabila tertutup kotoran, maka kemampuan penglihatan hati akan hilang.
Sedangkan di dalam kitab suci yang disampaikan Muhammad, Alloh menyatakan bahwa dunia sarat dengan permainan dan tipu daya, dan bahwa perlombaan kemewahan yang tak kunjung berakhir bisa menjerumuskan pelakunya kepada siksa jahanam.
Untuk terbebas dari perangkap tipu daya dunia yang mencengkeram alam pikiran, manusia membutuhkan energi pembebasan, dan itu hanya bisa dengan mengembalikan kesadaran akan tujuan hidup yang sejati.
SATU TUJUAN HIDUP
Atas dasar keimanan, alur kehidupan manusia yang sejati adalah :
Hati kita yang semula suci, seiring dengan bertambahnya pengalaman inderawi pada hal-hal buruk tadi, apabila tidak dipedulikan dan dikendalikan, dari hari ke hari akan terus terkotori.
Tertutupnya hati oleh kotoran akan menjerumuskan diri pada kepalsuan dan kebinasaan. Karena potensi hati manusia di antaranya adalah kemampuan melihat dengan jernih apa yang nyata bermanfaat bagi kehidupan manusia dan apa yang sia-sia. Sehingga apabila tertutup kotoran, maka kemampuan penglihatan hati akan hilang.
Sedangkan di dalam kitab suci yang disampaikan Muhammad, Alloh menyatakan bahwa dunia sarat dengan permainan dan tipu daya, dan bahwa perlombaan kemewahan yang tak kunjung berakhir bisa menjerumuskan pelakunya kepada siksa jahanam.
Untuk terbebas dari perangkap tipu daya dunia yang mencengkeram alam pikiran, manusia membutuhkan energi pembebasan, dan itu hanya bisa dengan mengembalikan kesadaran akan tujuan hidup yang sejati.
SATU TUJUAN HIDUP
Atas dasar keimanan, alur kehidupan manusia yang sejati adalah :
“Seorang manusia terlahir di bumi karena adanya tiupan Ruh dari sisi Alloh.
Lalu di bumi itu manusia bebas berkehendak, tetapi segala tindak tanduknya
tidak bisa terlepas dari perhatian, kehendak dan hukum Alloh. Setelah
kematiannya manusia akan kembali ke hadirat Alloh untuk menerima keridloan atau
kemurkaanNya atas yang telah manusia lakukan.”
Alloh menyatakan bahwa tujuan penciptaan manusia di bumi adalah “hanya untuk beribadah kepadaNya”. Itu merupakan kehendak Alloh, sebagai sebab mendapatkan keridloanNya.
Ibadah mengandung makna pemuliaan dan pengabdian, baik itu dalam ritual maupun non ritual. Ibadah yang terdapat dalam suatu ritual adalah aktivitas khusus pada suatu keadaan tertentu dalam rangka menyembah sang Khalik, sedangkan ibadah yang terdapat dalam non ritual adalah melakukan berbagai aktivitas baik sendirian maupun sosial dengan berlandaskan pemuliaan dan pengabdian kepadaNya. Dalam prakteknya, ibadah tersebut mengikuti tuntunan petunjukNya.
Maka tujuan hidup manusia hanya satu, yaitu hanya untuk mendapat keridloanNya dengan cara menjalankan ibadah hanya kepadaNya. Itulah ketauhidan, keimanan yang murni tanpa bercampur keyakinan yang lain, yang meninggikan kalimat la ilaha illalloh, tak ada sesembahan kecuali Alloh
Ketauhidan ini yang perlu dimasukkan ke dalam kesadaran diri dan dipegang teguh untuk bisa terbebas dari tipu daya dunia.
SEKEPING ALASAN MENGAPA BERIBADAH KEPADA ALLOH
Kehidupan di bumi ini dipenuhi dengan kompleksitas. Dari mulai keberadaan dan sifat materi dan makhluk lingkungan yang terlihat dan tak terlihat, sistem tubuh dan otak kita yang kompleks, hingga keadaan psikologis manusia yang juga kompleks. Dan lebih kompleks lagi karena semua unsur fisik, non fisik dan sosial tersebut kemungkinan besar berproses jadi satu dalam satu wadah besar yang bernama jagat raya.
Sebagian kompleksitas hidup tercermin dari adanya fenomena di sekeliling yang belum bisa dianalisa oleh akal secara meyakinkan, misalnya tentang mimpi tertentu yang jadi kenyataan, atau kepekaan perasaan sebagian orang tua terhadap anaknya, atau musibah yang tiba-tiba menimpa suatu penduduk, atau hasil usaha yang sulit diprediksikan, atau kondisi di masa depan yang tidak bisa kita pastikan, dll.
Hanya secuil dari kompleksitas itu yang telah tercatat pada disiplin ilmu dan teori-teori yang ada. Tetapi ilmu atau teori yang ada itupun masih terus berkembang atau menemui revisi bahkan kegagalan dalam perjalanannya. Krisis global adalah contoh nyata bagaimana teori bisnis yang selama ini dianggap benar oleh sebagian manusia mengalami kegagalan besar. Selain itu, hal fisika mendasar pun ada yang belum bisa ditemukan dasar kejadiannya, yaitu tentang grafitasi.
Kondisi di atas mencerminkan masih sangat rendahnya tingkat pemahaman akal manusia terhadap alam dan dirinya sendiri. Berdasar hal tersebut, kiranya mustahil bagi kita untuk merumuskan tindakan dan pola pikir terbaik apabila bersandar pada pengetahuan yang rapuh dari manusia sendiri.
Tuntutan kehidupan mendasar manusia beragam: kesehatan, keselamatan tubuh dan jiwa, keluarga yang baik, anak yang tumbuh baik, ketenangan hati, keuangan yang lancar, kehidupan sosial yang damai, keharmonisan dengan alam dan ekosistem, serta berbagai kebutuhan dasar lainnya. Kesemua tuntutan dasar itu memerlukan pemenuhan yang adil agar manusia mencapai kebahagiaan, dan sekali lagi manusia tak kan sanggup memenuhinya apabila dasar pengetahuan yang digunakan semata-mata dari pengetahuan manusia yang terbatas.
Diperlukan pengetahuan dari Alloh untuk mengetahui beragam tindakan dan pola pikir yang menjamin kebahagiaan. Ini memerlukan keimanan, bahwa Alloh lah sang Pencipta alam semesta. Bahwa hanya ada satu sistem yang berlaku di segenap penjuru alam, yang dinamakan sunnatulloh, yang diciptakan oleh Alloh yang satu. Bahwa Alloh yang Maha Adil itu menciptakan sunnatulloh yang adil juga bagi seluruh makhluknya. Bahwa Alloh sebagai pencipta alam dan sunnatulloh, telah menurunkan petunjuk yang berisi hal-hal terbaik yang harus diperbuat oleh hambaNya.
Dengan keimanan dan pengetahuan dari Alloh, manusia mendapatkan petunjuk untuk bertindak dan berpikir, juga mendapatkan pengetahuan terbaik tentang hakekat dirinya dan alam raya, sekaligus tentang alam akhirat dan Penciptanya. Dan hanya dengan mengikuti petunjuk Alloh saja tanpa dicampuri dengan dasar yang lain, manusia akan mendapatkan kepastian-kepastian setelah sebelumnya dilanda ketidakpastian hasil pemikiran makhluk.
Menjalankan petunjukNya, itulah bentuk dari beribadah kepadaNya. Dan dengan keyakinan dan tidak mencampuri ibadah dengan yang lain, itulah jalan yang sempurna untuk hidup di dalam sistem sunnatulloh di dunia, dan jalan yang sempurna untuk kebahagiaan hidup di akhirat.
baca juga: Tauhid - Rahasia [terbuka] Kebahagiaan (2)
Alloh menyatakan bahwa tujuan penciptaan manusia di bumi adalah “hanya untuk beribadah kepadaNya”. Itu merupakan kehendak Alloh, sebagai sebab mendapatkan keridloanNya.
Ibadah mengandung makna pemuliaan dan pengabdian, baik itu dalam ritual maupun non ritual. Ibadah yang terdapat dalam suatu ritual adalah aktivitas khusus pada suatu keadaan tertentu dalam rangka menyembah sang Khalik, sedangkan ibadah yang terdapat dalam non ritual adalah melakukan berbagai aktivitas baik sendirian maupun sosial dengan berlandaskan pemuliaan dan pengabdian kepadaNya. Dalam prakteknya, ibadah tersebut mengikuti tuntunan petunjukNya.
Maka tujuan hidup manusia hanya satu, yaitu hanya untuk mendapat keridloanNya dengan cara menjalankan ibadah hanya kepadaNya. Itulah ketauhidan, keimanan yang murni tanpa bercampur keyakinan yang lain, yang meninggikan kalimat la ilaha illalloh, tak ada sesembahan kecuali Alloh
Ketauhidan ini yang perlu dimasukkan ke dalam kesadaran diri dan dipegang teguh untuk bisa terbebas dari tipu daya dunia.
SEKEPING ALASAN MENGAPA BERIBADAH KEPADA ALLOH
Kehidupan di bumi ini dipenuhi dengan kompleksitas. Dari mulai keberadaan dan sifat materi dan makhluk lingkungan yang terlihat dan tak terlihat, sistem tubuh dan otak kita yang kompleks, hingga keadaan psikologis manusia yang juga kompleks. Dan lebih kompleks lagi karena semua unsur fisik, non fisik dan sosial tersebut kemungkinan besar berproses jadi satu dalam satu wadah besar yang bernama jagat raya.
Sebagian kompleksitas hidup tercermin dari adanya fenomena di sekeliling yang belum bisa dianalisa oleh akal secara meyakinkan, misalnya tentang mimpi tertentu yang jadi kenyataan, atau kepekaan perasaan sebagian orang tua terhadap anaknya, atau musibah yang tiba-tiba menimpa suatu penduduk, atau hasil usaha yang sulit diprediksikan, atau kondisi di masa depan yang tidak bisa kita pastikan, dll.
Hanya secuil dari kompleksitas itu yang telah tercatat pada disiplin ilmu dan teori-teori yang ada. Tetapi ilmu atau teori yang ada itupun masih terus berkembang atau menemui revisi bahkan kegagalan dalam perjalanannya. Krisis global adalah contoh nyata bagaimana teori bisnis yang selama ini dianggap benar oleh sebagian manusia mengalami kegagalan besar. Selain itu, hal fisika mendasar pun ada yang belum bisa ditemukan dasar kejadiannya, yaitu tentang grafitasi.
Kondisi di atas mencerminkan masih sangat rendahnya tingkat pemahaman akal manusia terhadap alam dan dirinya sendiri. Berdasar hal tersebut, kiranya mustahil bagi kita untuk merumuskan tindakan dan pola pikir terbaik apabila bersandar pada pengetahuan yang rapuh dari manusia sendiri.
Tuntutan kehidupan mendasar manusia beragam: kesehatan, keselamatan tubuh dan jiwa, keluarga yang baik, anak yang tumbuh baik, ketenangan hati, keuangan yang lancar, kehidupan sosial yang damai, keharmonisan dengan alam dan ekosistem, serta berbagai kebutuhan dasar lainnya. Kesemua tuntutan dasar itu memerlukan pemenuhan yang adil agar manusia mencapai kebahagiaan, dan sekali lagi manusia tak kan sanggup memenuhinya apabila dasar pengetahuan yang digunakan semata-mata dari pengetahuan manusia yang terbatas.
Diperlukan pengetahuan dari Alloh untuk mengetahui beragam tindakan dan pola pikir yang menjamin kebahagiaan. Ini memerlukan keimanan, bahwa Alloh lah sang Pencipta alam semesta. Bahwa hanya ada satu sistem yang berlaku di segenap penjuru alam, yang dinamakan sunnatulloh, yang diciptakan oleh Alloh yang satu. Bahwa Alloh yang Maha Adil itu menciptakan sunnatulloh yang adil juga bagi seluruh makhluknya. Bahwa Alloh sebagai pencipta alam dan sunnatulloh, telah menurunkan petunjuk yang berisi hal-hal terbaik yang harus diperbuat oleh hambaNya.
Dengan keimanan dan pengetahuan dari Alloh, manusia mendapatkan petunjuk untuk bertindak dan berpikir, juga mendapatkan pengetahuan terbaik tentang hakekat dirinya dan alam raya, sekaligus tentang alam akhirat dan Penciptanya. Dan hanya dengan mengikuti petunjuk Alloh saja tanpa dicampuri dengan dasar yang lain, manusia akan mendapatkan kepastian-kepastian setelah sebelumnya dilanda ketidakpastian hasil pemikiran makhluk.
Menjalankan petunjukNya, itulah bentuk dari beribadah kepadaNya. Dan dengan keyakinan dan tidak mencampuri ibadah dengan yang lain, itulah jalan yang sempurna untuk hidup di dalam sistem sunnatulloh di dunia, dan jalan yang sempurna untuk kebahagiaan hidup di akhirat.
baca juga: Tauhid - Rahasia [terbuka] Kebahagiaan (2)