Setiap point harus dipegang untuk memahami point-point yang lain:
- Tuhan menciptakan dan memelihara alam.
- Tuhan menciptakan manusia yang terdiri dari tubuh, akal rasio, hati.
- Alam tercipta dan terpelihara dengan ilmu yang diturunkan Tuhan (true science). Apa yang terjadi di alam, ada dalam lingkup ilmu tersebut.
- Keseluruhan ilmu penciptaan dan pemeliharaan terhadap alam, sangat tak terbatas luasnya.
- Akal rasio manusia bisa menimba ilmu dari Tuhan itu. Menimba di samudera ilmu tak terbatas. Samudera ilmu terpusat di Lauhul Mahfuz.
- Tuhan memelihara manusia dengan menciptakan tubuh, akal rasio, hati, dan menyempurnakannya dengan Pengajaran atau Wahyu.
- Wahyu adalah saripati dari ilmu di Lauhul Mahfuz yang tak terbatas. Tujuan saripati agar bisa dijangkau oleh kemampuan seorang manusia, karena hidup seorang manusia sangat singkat dibandingkan umur dan luasnya semesta. Sedangkan potensi manusia cukup banyak, untuk mencapai kebahagiaan tertinggi.
- Wahyu tertuang ke berbagai Kitab Suci yang mengiringi sejarah manusia, termasuk Al Quran. Al Quran ditujukan untuk manusia, yang mana tidak bisa melepaskan pemahamannya dari ruang dan waktu. (keadaan relatif)
- Sebagai saripati dari Lauhul Mahfuz, di dalam Al Quran terdapat simpul-simpul kebenaran alam, hingga tak ada kebenaran yang terlewatkan di Al Quran.
- Simpul kebenaran memiliki pesan utama, yang tersusun oleh pesan-pesan pendamping.
- Pesan utama mengajarkan bagaimana berperilaku sesuai potensi utuh manusia, sesuai penciptaan dan pemeliharaan alam. Pesan utama memuat petunjuk yang bermanfaat langsung bagi seorang manusia yang umurnya singkat, untuk kebahagiaan.
- Pesan pendamping di antaranya memuat kaidah (kode) sistem alam.
- Pesan pendamping akan terbuktikan dengan hasil kegiatan akal rasio manusia dalam menimba di samudera ilmu (sebagaimana point 5).
- Pesan pendamping berguna sebagai bukti kebenaran Al Quran.
Jadi, pesan utama berupa kesan awal yang
ditangkap dari ayat Al Quran tidak layak untuk langsung dikonfrontasikan
dengan pencapaian pengetahuan manusia (yang dari rasio) apabila
pencapaian itu belum jelas manfaatnya. Yang layak menerima pesan utama
Al Quran adalah hati, selanjutnya hati merubah potensi akal rasio dan
tubuh menjadi tindakan. Sedangkan akal rasio bisa menganalisa pesan
pendamping karena sesuai dengan kapasitasnya.
Sebagai contoh ayat berikut :
Dan
telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu
waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan
sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan
Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya yaitu
Harun: “Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan
janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan”. (Al A’raf:142﴿
Menurut penulis, pesan utamanya adalah :
Kitab Suci itu sangat berat kandungan nilainya
sehingga seorang Nabi pun dalam menerima Pengajaran langsung (Wahyu)
harus menempuh empat puluh malam penuh. Sangat berat karena menyangkut
hajat kebahagiaan manusia seutuhnya dari kehidupan di dunia hingga
akhirat kelak. Karena itulah, manusia biasa hendaknya berusaha keras
untuk mempelajari ayat-ayat Tuhan dalam perjalanan hidupnya.
Dan salah satu pesan pendampingnya adalah :
Bahwa ilmu aljabar (matematika) adalah suatu kebenaran, di mana 30+10=40. Ini identik dengan 1+1=2.
Dan banyak ayat Al Quran yang lain yang bisa dianalisa seperti di atas.
Kesalahan dari penulis. Sebagai wacana yang berniat
membangun pemahaman yang lebih baik tentang Al Quran dan Pengetahuan.
Sangat membutuhkan koreksi.
Wallohu a’lam