Apa yang dinamakan kehendak manusia adalah suatu akibat dari sebab. Sebagai contoh, kehendak seseorang untuk menolong orang lain didasari oleh satu atau beberapa sebab :
- Harapan untuk mendapatkan pertolongan balik dari orang yang ditolong pada waktu mendatang,
- Harapan untuk mendapatkan simpati atau nama baik dari pihak ketiga,
- Kebutuhan mengobati rasa sakit hati alamiah (naluri) akibat menyaksikan penderitaan orang lain,
- Mengharap kasih sayang atau pertolongan dari Tuhan,
- Dan lain-lain.
Sebab-sebab di atas adalah wujud kebutuhan diri manusia, sehingga dapat di-skema-kan sebagai berikut :
Kebutuhan >> Diri >> Kehendak.
Apabila tidak ada kebutuhan, maka tidak akan ada
kehendak. Jadi kehendak manusia pada dasarnya bukanlah berasal murni
dari dirinya sendiri. Kehendak manusia bukanlah wujud kreatifitas yang
murni dari diri. Kalau toh ada kreatifitas, maka itu hanya berupa
“pemilihan kehendak”, yang mana masih terikat dengan kebutuhan dirinya.
Dari uraian di atas, terlihat bahwa kehendak
manusia bukanlah kehendak sejati. Kehendak bebas manusia, bukanlah
kehendak bebas yang sejati.
.
Kehendak Tuhan
Kehendak manusia berbeda dengan Kehendak Tuhan. Tuhan dalam berkehendak tidak untuk memenuhi kebutuhanNYA :
- KehendakNYA di awali dengan penetapan Tuhan atas diriNYA sifat kasih sayang. Penetapan ini bukan karena kebutuhan, tetapi wujud kesempurnaan, kemandirian, dan kebebasan sejatiNYA.
Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah: “Salaamun alaikum. Tuhanmu telah menetapkan atas
diri-Nya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat
kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat
setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al An’am:54)
.
- Untuk mencurahkan kasih sayangNYA, DIA berkehendak menciptakan diri-diri manusia yang diberikan kasih sayang itu.
- Untuk mendukung diri manusia, DIA berkehendak menciptakan bumi yang di dalamnya terkandung berbagai rahmatNYA.
- Untuk mendukung bumi, DIA berkehendak menciptakan langit dan apa yang ada di antara bumi dan langit.
Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al Baqarah:29)
*Note: Urutan yang seperti di atas adalah suatu bentuk rumusan tujuan penciptaan, yang diwujudkan dengan urutan terbalik, sebagaimana logika manusia mengatakan bahwa bumi tercipta sebelum manusia ada.
.
- Keseluruhan kehendak mencipta alam ini (dunia) kelak diiringi dengan kehendakNYA mengganti alam ini dengan alam yang lain (akhirat). Sehingga alam yang sekarang ini berada dalam suatu rentang waktu tertentu yang telah dikehendakiNYA sendiri. Dan dengan terwujudnya alam akhirat, maka manusia sebagai makhluk akan mencapai kesempurnaan atas kasih sayangNYA.
(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan meraka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. (Ibrahim:48)
- KehendakNYA terhadap keadaan yang terjadi di alam juga bukan karena kebutuhanNya, tetapi atas dasar kehendakNYA juga yang telah menetapkan hukum alam yang penuh dengan rahmatNYA. KehendakNYA di alam adalah menjaga keseimbangan alam sampai saatnya diganti dengan alam akhirat.
***
Di antara kehendak Tuhan adalah mewujudkan
keadaan baik maupun buruk bagi manusia dikarenakan apa yang dilakukan
oleh diri manusia itu sendiri :
Perumpamaan
(nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di
jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh
bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan
(ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Al Baqarah:261)
Janganlah
kamu disedihkan oleh orang-orang yang segera menjadi kafir;
sesungguhnya mereka tidak sekali-kali dapat memberi mudharat kepada
Allah sedikitpun. Allah berkehendak tidak akan memberi sesuatu bahagian (dari pahala) kepada mereka di hari akhirat, dan bagi mereka azab yang besar. (Ali Imran:176)
.
Tuhan tidak memberi kebaikan kepada manusia
tertentu, disebabkan manusia tersebut memang menutup diri terhadap
kebaikan. (note: kafir = menutup diri). Hal ini adalah sebab akibat yang
wajar, sehingga bukan keinginan pribadi Tuhan atas keburukan yang akan
menimpa seorang manusia.
Itulah ayat-ayat Allah. Kami bacakan ayat-ayat itu kepadamu dengan benar; dan tiadalah Allah berkehendak untuk menganiaya hamba-hamba-Nya. (Ali Imran:108)
***
Selain itu, dalam mewujudkan kehendak, Tuhan sedikitpun tidak mengalami konsekuensi maupun kepayahan.
Maryam berkata: “Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun”. Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): “Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: “Jadilah”, lalu jadilah dia. (Ali Imran:47)
Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa keletihan. (Qaaf:38)
***
Kehendak Tuhan juga terbebas dari keinginan
manusia. Kehendak Tuhan hanya didasari oleh hukum yang Tuhan buat
sendiri, yaitu hukum alam yang teliti dan tidak memihak (berkeadilan).
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Al Baqarah:261)
.
Sehingga kehendak manusia hanya akan menjadi
kehendak Tuhan manakala kehendak manusia berkesesuaian dengan hukum yang
Tuhan ciptakan. Apabila kehendak manusia tidak sesuai dengan kehendak
Tuhan, maka kehendak manusia akan mengalami kegagalan.
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (Al Baqarah:186)
Mereka berkehendak
memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka,
dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun
orang-orang yang kafir tidak menyukai. (At Taubah:32)
***
Demikianlah sebatas pemahaman penulis tentang
apa yang dinamakan Kehendak Manusia dan Kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan
ini juga identik dengan Kasih Sayang Tuhan, identik dengan Cinta Tuhan
yang orientasinya selalu tentang keadaan makhlukNYA, bukan untuk
kepentingan Tuhan pribadi. Bebasnya kepentingan pribadi Tuhan tersirat
dengan tidak ditemukannya satu ayat pun yang menyebutkan Tuhan bersedih,
Tuhan gembira, Tuhan kecewa, Tuhan takut, dan keadaan-keadaan internal
Tuhan yang menandakan kelemahan. Sebaliknya, telah sangat jelas
difirmankan :
Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. (Faathir:15)
***
Semua kesalahan adalah dari penulis. (astaghfirullohal’adziim)
Wallohu a’lam