Hidupku tidak bisa aku mengerti "kemana akan menuju" sampai aku berada pada suatu keadaan. Mungkin ini suatu kegagalan pengenalan diri sendiri, tapi aku mencoba menangkap isyarat spiritualnya. Karena bagaimanapun hidup selalu menyimpan misteri.
Bagaimana dengan cita-cita, rencana jangka panjang?
Betul, semisteri apapun hidup, mestinya kita bisa menciptakan ruang kecil yang dapat kita mengerti. Dengan rencana-rencana, arah hidup dapat kita intervensi.
Namun..... sepertinya selama ini aku sesekali mengarahkan perhatian pada isyarat lain dari "langit". Hal itulah, mungkin, yang membuat hidupku bagaikan perjalanan di gurun pasir, dimana yang tampak adalah jalur yang baru saja kita lewati.
Ya ya, sekarang sudah mulai aku mengerti. Rencana yang kita buat pada dasarnya adalah hasil dari pengetahuan kita yang sempit. Sedangkan di luar pengetahuan kita tentu terdapat sumber pengetahuan yang melampaui, yang sebagian informasinya dapat kita terima dalam bentuk signal-signal intuitif itu. Hanya saja, tetap layak untuk dipertanyakan, apakah signal yang mampu tertangkap itu benar adanya, berasal dari sumber yang benar?
Intuisi akan jernih diterima oleh antena yang peka, suatu hasil dari komunikasi yang terjalin antara kita dan sang pemilik alam ini.
Apabila rencana telah kita tetapkan, antena telah terpasang tinggi, seharusnya kita tak lagi risau dengan kondisi masa depan yang akan kita jalani. Maka, nikmatilah yang ada, berbahagialah apabila sewaktu-waktu harus berganti haluan. Semua wajib dilalui dengan keyakinan. Segala sesuatu biarlah berubah, asalkan tujuan hidupku tidak berubah ; life in happiness.
Jadi, meskipun langkah di gurun pasir kadang perlu menaiki bukit, berbelok arah, pandangilah langit. Di sanalah bintang memberi orientasi arah yang sebenarnya...
Bagaimana dengan cita-cita, rencana jangka panjang?
Betul, semisteri apapun hidup, mestinya kita bisa menciptakan ruang kecil yang dapat kita mengerti. Dengan rencana-rencana, arah hidup dapat kita intervensi.
Namun..... sepertinya selama ini aku sesekali mengarahkan perhatian pada isyarat lain dari "langit". Hal itulah, mungkin, yang membuat hidupku bagaikan perjalanan di gurun pasir, dimana yang tampak adalah jalur yang baru saja kita lewati.
Ya ya, sekarang sudah mulai aku mengerti. Rencana yang kita buat pada dasarnya adalah hasil dari pengetahuan kita yang sempit. Sedangkan di luar pengetahuan kita tentu terdapat sumber pengetahuan yang melampaui, yang sebagian informasinya dapat kita terima dalam bentuk signal-signal intuitif itu. Hanya saja, tetap layak untuk dipertanyakan, apakah signal yang mampu tertangkap itu benar adanya, berasal dari sumber yang benar?
Intuisi akan jernih diterima oleh antena yang peka, suatu hasil dari komunikasi yang terjalin antara kita dan sang pemilik alam ini.
Apabila rencana telah kita tetapkan, antena telah terpasang tinggi, seharusnya kita tak lagi risau dengan kondisi masa depan yang akan kita jalani. Maka, nikmatilah yang ada, berbahagialah apabila sewaktu-waktu harus berganti haluan. Semua wajib dilalui dengan keyakinan. Segala sesuatu biarlah berubah, asalkan tujuan hidupku tidak berubah ; life in happiness.
Jadi, meskipun langkah di gurun pasir kadang perlu menaiki bukit, berbelok arah, pandangilah langit. Di sanalah bintang memberi orientasi arah yang sebenarnya...
1 comment:
ikuti saja kmana gelombang air laut itu mengalir...dan sesekali kita juga harus mengayuhkan dayung bukan untuk melawan ombak,tp menghindari batu karang didepan kita. niscaya hidup kita akan lebih berarti dimata NYA.........
cinta...kasih sayang...lah yg kita butuhkan untuk mengarungi samudra itu
Post a Comment