Selamat datang.. Hingar bingar di sekeliling mari diambil hikmahnya, karena keadaan masyarakat akan berubah bila diri kita berubah. Salam hangat!

Saturday, December 31, 2011

Ini bukan diary

Sragen, 4 Oktober 2011 - 11.05 AM

Hai diary..
Ini hari keduaku menghirup udara di planet bumi yang melayang di konstelasi galaxy bimasakti. Berminggu-minggu sebelumnya aku berdiam di perut seorang ibu untuk mengalami pembentukan raga yg sempurna. Inilah masa-masa awal pengembaraanku diary, setelah turun dari alam ruh ke alam materi ini. Ini masa-masa awal aku disebut manusia..

Diary,
Sekarang aku tahu, di bumi aku dititipkan Alloh ke sebuah keluarga di suatu negeri kepulauan equator yang namanya Indonesia. Tepatnya di bagian tengah pulau Jawa, di situ ada sebuah dusun kecil di Sragen.
Kelihatannya ini sebuah keluarga yang biasa, yang tinggal di antara ratusan juta penduduk negeri yang di kalangan malaikat suka disebut-sebut sebagai negeri yang kurang makmur padahal potensi tanah dan airnya melimpah, mungkin disebabkan kurangnya ilmu, banyaknya korupsi, dan banyaknya kekayaan alam yang diangkut kawanan orang dari negeri lain.
Dengar-dengar negeri ini juga gemar bertikai di antara mereka sendiri. Aneh ya? Tapi hanya Alloh jua yang tahu..

Diary,
Semula aku ragu apakah harus senang atau sedih menjalani kehidupan di bumi ini. Tapi sejenak kemudian aku sadar bahwa ini kehendak Tuhanku, dan Tuhanku itu Maha Pengasih dan Penyayang, jadilah aku siap menjalani pengembaraan ini dengan penuh semangat kebaikan.
Hmm..
Begini ya rasanya diary, kalau menempati raga.. Kadang ngerasa dingin.. kadang panas. Kadang haus.. kadang pengin pipis. Aku jadi terkena efek grafitasi, dan kecepatan gerakku pun terbatas.

Eh diary,
Memiliki raga ini sungguh karunia yang luar biasa.. Aku bisa ngerasain berbagai kenikmatan di sini. Misalnya, air susu dari ibu ini sangat menyegarkan, sampai aku begitu semangat meminumnya.. Sungguh, bumi ini memang tempatnya nikmat Alloh yang tak terhitung. Pantas kebanyakan manusia seakan gak mau meninggalkan kehidupan di bumi ini ya.. Padahal sehabis hidup ini kan ada pilihan hidup yg nikmatnya lebih hebat dan abadi?
Selain itu semua,
Dengan raga ini aku bebas bertindak di bumi, mau begini atau begitu bisa, karena anggota tubuhku ini semuanya nurut kalau aku perintah.

Diary,
Tuhanku menyatukan aku dengan tubuhku untuk hidup di bumi ini sebenarnya tujuannya cuman satu, untuk memuliakan-Nya saja. Di bumi ini aku bebas berkehendak, tapi suatu saat nanti Dia pasti akan meminta tanggung jawabku. Kamu atau siapapun nggak akan bisa ikut campur diary, karena ini urusanku seorang dengan Tuhanku. Benar-benar ini hanya antara aku dan Dia saja.
Dia Tuhanku Yang Baik, pasti memberikanku yang terbaik dan adil. Dia sudah menyiapkan bekal petunjuk yang selengkap-lengkapnya untuk mengarungi belantara kehidupan yang tak terukur kompleksitas dan kecanggihannya ini. Kelak ketika sudah cukup usiaku, Tuhanku pasti memberiku jalan untuk mencapai petunjuk itu.

Sekarang tlg kau jawab diary,
Apakah kau yakin nanti aku akan mengikuti petunjuk Tuhanku itu?
Yakin ya? Pasti? Alhamdulillah..makasih diary..
Masalahnya aku heran, koq karena kebebasan ini aku dengar banyak manusia yang lupa diri, lupa Tuhan? Entah lupa atau pura-pura lupa ya? Apa karena dia merasa sudah pintar lalu mengabaikan petunjuk-Nya? Atau dia coba menebak Tuhannya Yang Pengasih dan Penyayang itu akan memaklumi segala yang diperbuatnya? Atau dia sudah termakan hasrat kebebasan sehingga benar-benar lupa dengan Tuhannya?
Wah, termakan tipu daya dunia kan namanya, mereka yg lupa itu? Krn sampai mengabaikan petunjuk Alloh yang menciptakan alam raya ini dan lebih percaya dengan alam pikirannya sendiri..?

Ah diary,
Aku tak mau seperti mereka yang lupa itu, karena aku yakin mereka tak akan bisa bicara saat diminta tanggung jawabnya di hadapan Alloh SWT..
Kau tahu kan diary, akan banyak pertanyaan saat kehidupan bumi ini berakhir. Akal ini buat apa, tangan ini buat apa, mata ini buat apa, dan semua pertanyaan yang teliti sempurna tanpa ada yang tertinggal sedikitpun.
Kau tahu kan diary, setiap karya Alloh pasti teliti, tampak nyata dari bagaimana teraturnya alam raya yang luas ini berawal dari teraturnya partikel2 terkecil.

Kalau kau bisa, doakanlah aku diary,
Agar kelak aku bisa terus sadar..
Sadar utk selalu memuliakan-Nya dengan mengikuti petunjuknya.
Sadar untuk menggunakan nikmat kebebasan ini bukan untuk membangkang, tapi justru untuk menyatakan cintaku kepada-Nya.. Cinta yang tak dipaksakan oleh Tuhanku, tapi cinta yang bebas dan tulus dariku.
Kalau kau bisa, doakanlah aku diary,
Agar keluarga yg Alloh takdirkan aku kepadanya ini menjadi keluarga yang bisa terus menerus menjaga kesadaranku untuk selalu paham tentang maksudNya menurunkanku ke Bumi ini. Agar keluarga ini tak ikut-ikutan dg arus gelombang negatif yg mengalir deras di negeri ini, dan bisa tetap berjalan menuju ridlo-Nya.

Diary, sampaikan pada keluargaku, karena aku blm bisa berkata-kata  dengan mereka.
"Ibu dan ayah, terimakasih atas semua kebaikanmu kepadaku yang telah lalu dan insya Alloh yang akan datang. Alloh pasti membalas semua kebaikan yang tulus, dan semoga aku juga bisa membalas budi walaupun tak akan sebanding. Semoga Alloh memuliakanmu dan kelak Allohpun menyuruhku taat kepadamu selama ibu dan ayah tak menyuruhku mendurhakai-Nya.

"Kedua kakakku, kini adikmu udah datang.. Semoga kita semua tumbuh besar dalam masa bermain dan belajar yang bisa menumbuhkan semua potensi kita seutuhnya sebagai manusia, karena raga ini adalah amanah-Nya yang tdk boleh ada yang ditelantarkan. Semoga keluarga kita bisa terus saling menyayangi di dalam lindungan Alloh yang maha Pengasih dan Penyayang"

Diary,
Orang tuaku menamaiku "Ahmad Hanun Daffa"

No comments: