Tujuan hidup manusia hanya satu,
yaitu hanya untuk mendapat keridloanNya dengan cara menjalankan ibadah hanya
kepadaNya. Itulah ketauhidan, keimanan yang murni tanpa bercampur keyakinan
yang lain, yang meninggikan kalimat la ilaha illalloh, tak ada sesembahan
kecuali Alloh.
Tauhid merupakan ilmu dasar dari Alloh yang ditujukan bagi milyaran umat
manusia dari jaman ke jaman, maka tauhid ini sederhana dan selaras dengan hati
yang telah bersemayam dalam setiap diri.
Tauhid itu sederhana, sesederhana yang dipahami anak kecil dalam menentukan
mana lingkaran besar dan mana lingkaran kecil.
Tauhid selaras dengan pembawaan hati, yang mampu memisahkan mana yang besar
dan mana yang kecil, mana yang baik dan mana yang buruk.
Tauhid mengajak manusia menempatkan sesuatu pada tempatnya, dan tempat yang agung
dalam hatinya itu hanya untuk Alloh sang Pencipta langit dan bumi.
TAUHID ADALAH FINAL
Tauhid adalah jalan hidup yang memiliki satu tujuan yaitu menggapai ridlo
Alloh. Latar belakangnya adalah bahwa manusia berasal dari sisiNya, kemudian
hidup di dunia untuk beribadah kepadaNya, dan akhirnya kembali lagi ke sisiNya.
Hidup murni untuk Alloh, yang tertuang dalam kalimat “sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Tuhan
semesta alam”. Tegas bahwa hidup bukanlah untuk mencapai tujuan yang lain
apakah itu sukses dalam karir/ bisnis/ kemasyarakatan/ lainnya. Bahkan
kesuksesan keluarga pun, bukan.
Maka atas ketauhidan yang murni di dunia, Alloh menjanjikan hadiah yang
paling pantas berupa kebahagiaan di akhirat, yaitu kenikmatan-kenikmatan puncak
(surga) yang berada di bagian paling akhir dari perjalanan kehidupan sejati
manusia.
TAUHID DAN ANUGERAH ALLOH DALAM
KEHIDUPAN DUNIA
Dengan tujuan keridloan Alloh yang murni hanya satu dan tertinggi itu, manusia
tidak boleh khawatir tentang kebutuhan dunia bagi dirinya, keluarganya, atau orang-orang di
sekitarnya. Sebaliknya manusia harus senantiasa tenang dan optimis untuk hidup
di dalam sistem sunnatulloh di dunia, karena melalui sunnatulloh itu Alloh menjamin
keberuntungan, pertolongan dan rizki yang mulia bagi siapa saja yang melaksanakan
petunjukNya.
Alloh menciptakan nafsu agar manusia mendapatkan manfaat kenikmatan dan daya
dorong kehidupan dari nafsu itu, karena
Alloh tidak menciptakan sesuatu dengan sia-sia. Alloh menyuruh manusia
memakmurkan (membangun) bumi, maka Alloh tahu bahwasannya manusia akan menemui masalah
dalam hidupnya. Alloh memperbanyak manusia melalui hubungan antar manusia dan
keberadaan anak-anak, yang melahirkan persoalan tanggung jawab. Alloh membentuk
manusia dari sel-sel sehingga perlu adanya asupan nutrisi. Dan lain sebagainya
yang menunjukkan bahwa Alloh maha tahu tentang keperluan manusia atau dengan
kata lain Dia tak mengingkari adanya tuntutan alamiah setiap manusia.
Alloh telah membekali setiap manusia dengan akal pikiran dan anggota tubuh.
Alloh juga membekali petunjuk tentang seluk beluk kehidupan. Dengan begitu,
dalam ketauhidan ia akan melakukan segala ritual dan aktivitas berdasar
petunjukNya yang kesemua itu mengantarkannya pada pemenuhan semua kebutuhan
hidup. Hal ini berarti manusia juga akan mendapatkan kenikmatan duniawi secara
menyeluruh dan adil.
Sebagian petunjukNya:
- melaksanakan rukun Islam,
- menggunakan semua potensi diri dg sebaik2nya, lalu bertawakal,
- memanfaatkan waktu sebaik mungkin, disiplin,
- menjaga hak-hak tubuh agar sehat,
- amanah, jujur, adil dan menyuruh orang lain berbuat adil.
- mengutamakan sabar, menjauhi ketergesa-gesaan,
- mengedepankan kasih sayang, berempati, dan menjauhi maksiat.
- dan lain-lain sebagaimana termaktub dalam Al Qur’an.
- memanfaatkan waktu sebaik mungkin, disiplin,
- menjaga hak-hak tubuh agar sehat,
- amanah, jujur, adil dan menyuruh orang lain berbuat adil.
- mengutamakan sabar, menjauhi ketergesa-gesaan,
- mengedepankan kasih sayang, berempati, dan menjauhi maksiat.
- dan lain-lain sebagaimana termaktub dalam Al Qur’an.
Dalam skala yang sempit, manusia tak semestinya jatuh miskin apabila pikiran
dan tubuhnya telah bekerja sebaik mungkin mengikuti petunjukNya, yakni:
- melakukan
ritual kepada Alloh sebagai hal wajib yang akan mendatangkan keberuntungan dan
pertolongan Alloh, dan yang salah satu dampaknya akan dapat menjernihkan
pikiran dalam pemecahan masalah,
- terus
menggunakan akalnya untuk mencari ilmu dan wawasan yang diperlukan,
mengendalikan tindakan agar efektif dan efisien, kreatif/ imajinatif dll.
- memanfaatkan
waktu sebaik mungkin dan tidak malas berusaha.
- Sabar,
pantang menyerah untuk bangkit dari kegagalan atau kemauan hijrah.
- Menjaga
kejujuran
- Dan
sikap-sikap positif lainnya.
KETERBATASAN MANUSIA
Alloh tentu menghendaki kesempurnaan nikmat bagi manusia yang diridloiNya.
Kesempurnaan nikmat itu berwujud tercapainya semua hal yang dibutuhkan dengan
kadar masing-masing yang adil. Adil berarti tidak akan berlebihan, karena apabila
ada yang berlebihan pasti akan merusak pemenuhan kebutuhan lainnya, yang akhirnya
membahayakan. Kebutuhan manusia sebagaimana tertulis di bagian pertama, adalah
kesehatan, keselamatan tubuh dan jiwa, keluarga yang baik, anak yang tumbuh
baik, ketenangan hati, keuangan yang lancar, kehidupan sosial yang damai,
keharmonisan dengan alam dan ekosistem, serta berbagai kebutuhan dasar lainnya.
Alloh mengatakan bahwa seandainya seluruh manusia beriman kepadaNya, tentu
Alloh akan menurunkan berbagai macam kenikmatan dari bumi dan dari langit.
Maka tak ada manusia yang sempurna, tak ada manusia yang sanggup menjalankan
petunjuk Alloh secara 100%, sehingga tak ada manusia yang bisa mendapatkan
kesempurnaan nikmat. Tetapi manusia harus berusaha untuk mendekati 100% itu.
Hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari
hari ini. Dan sedikit atau banyak kebaikan yang dilakukan, sesungguhnya perhitungan
Alloh sangat teliti dan adil. Karenanya bagi siapa yang lebih sedikit
menjalankan petunjukNya, maka pasti lebih sedikit pula kebahagiaan yang
didapatkan. Bagi siapa yang lebih banyak menjalankan petunjukNya, maka pasti
lebih banyak pula kebahagiaan yang didapatkan.
MELAKSANAKAN PETUNJUK ALLOH TANPA
KETAUHIDAN
Di dunia ini sunnatulloh berpasangan dengan Al Quran, berlaku universal dan
tidak pandang bulu. Dalam kenyataan sehari-hari, banyak manusia yang
melaksanakan sebagian petunjuk Al Quran tanpa bertauhid, misalnya penganut
atheis. Bisa jadi mereka tak sadar telah melakukan sesuatu yang diperintahkan
Alloh dalam Al Quran. Bagi mereka itu tetap akan mendapatkan sebagian kebahagiaan
di dunia. Kebahagiaan dunia yang didapatkan tentunya akan terbatas karena kebaikan
yang dilakukan juga terbatas mengingat banyak petunjuk yang pasti tidak
dilaksanakannya terkait keimanan dan ritual pemuliaan kepadaNya. Di sini
terletak kemurahan Alloh kepada seluruh makhluk di dunia, bahwa bagi yang tidak
mempercayaiNya pun bisa mendapat rizkiNya.
Akan tetapi, di akhirat Alloh menetapkan bahwa surga dikhususkan bagi yang
bertauhid, yakni yang benar-benar beriman dengan memurnikan ketaatan kepadaNya.
Karena itu, bagi manusia yang melaksanakan sebagian Al Quran tetapi tidak
bertauhid, tidak akan mendapat kebahagiaan sedikitpun di akhirat.
TAUHID DAN SHOLAT 5 WAKTU
Sholat 5 waktu adalah ajaran Alloh untuk kita laksanakan di setiap waktu
yang ditetapkan, sedangkan ketauhidan dengan sendirinya akan menempatkan sholat
pada urutan pertama dari semua kegiatan.
Maka tepatlah kalau kemudian sholat dilaksanakan di awal waktu. Jadi, sholat
di awal waktu ini boleh dibilang sebagai "praktek pertama"
ketauhidan.
Sholat di awal waktu utk mendahulukan pertemuan dengan Alloh di atas
urusan-urusan yg lain. Kepercayaan akan ke-Maha Kuasa-anNya dengan sendirinya
akan membuat kita senang untuk memasrahkan waktu dan kepentingan dunia
kepadaNya. Dan justru Alloh akan mengambil alih semua urusan kita dengan sholat
itu.
Dengan mempercayakan setiap “awal 5 waktu” untuk menghadapNya semata, kita
yakin bahwa Dia akan memberikan keberkahan di waktu-waktu setelahnya, karena
Dia telah menyatakan tidak akan menyia-nyiakan perbuatan baik dari hambaNya.
Dan Alloh juga telah menganjurkan kita untuk menjadikan sabar dan sholat
sebagai penolong.
Sholat diawali dengan pernyataan ketauhidan, yaitu bacaan Iftitah dan
Al-Fatihah. Sholat dilakukan dengan semata-mata menghadapkan wajah kita kepada
wajah Sang Pencipta, mengagungkanNya, dan memohon pertolongan untuk ditunjukkan
jalan yang lurus.
Keadaan sewaktu sholat bisa menggambarkan seberapa tenang dan teduh kondisi
hati dan pikiran dalam menghadapkan diri kepada Alloh. Sedikit banyak hal ini
mengindikasikan secara jujur ketauhidan kita, apakah sudah benar-benar
menjadikan Alloh sebagai sesuatu yang paling agung bagi diri kita, ataukah
masih ada obyek-obyek pesaing yang mampu menyita perhatian kita kepadaNya.
Khusyuk dalam sholat dengan ijin-Nya akan hadir apabila kita berpikiran bahwa
tidak ada perkara yang lebih besar daripada menghadap dan berkomunikasi dengan
Alloh Yang Maha Perkasa, Pengasih dan Penyayang.
TAUHID DAN DOA
Di dalam upaya menjalani hidup yang bertauhid, kita perlu cermat
mengevaluasi hati kita, bahwa ketauhidan ini konsisten semata-mata hanya untuk
Alloh, tidak bergeser ke yang lain.
Kiranya sudah cukup bagi kita untuk menerima pernyataan dari Alloh, bahwa
Dia akan menjamin keberuntungan dan rizki bagi hambanya yang bertakwa
kepadaNya. Dengan demikian, apabila kita sudah meniatkan tujuan hidup kita
kepada ridloNya semata, sesungguhnya tidak perlu lagi kita terobsesi dengan apa
yang sudah dijaminkan kepada kita.
Berdoa lazimnya adalah mengutarakan keinginan kita kepada Alloh, untuk itu
kita perlu mencermati sejauh mana muatan dari setiap doa-doa yang kita
lantunkan, apakah menyerempet garis ketauhidan atau tidak.
Tanda sebuah doa masih pada jalurnya adalah jikalau doa itu tampak belum/
tidak terkabulkan, kita tidak lantas kecewa kepadaNya. Karena seandainya
kekecewaan muncul, itu menandakan bahwa yang kita minta lebih besar nilainya
dari keinginan akan ridloNya.
No comments:
Post a Comment