Dengan kesadaranlah manusia mengenali kepedihan dari kenikmatan,
Dengan kesadaranlah manusia mengenal keadilan dari kesewenang-wenangan,
Dengan kesadaranlah manusia mengenali kehinaan dari kemuliaan,
Dengan kesadaranlah manusia membedakan kemantapan dari kebimbangan,
Dengan kesadaranlah manusia mengenali kegelisahan dari ketenangan,
Dengan kesadaranlah manusia membedakan kelemahan dari kuatnya kepedulian,
Dengan kesadaranlah manusia mengetahui kepura-puraan dari kesungguhan,
Dengan kesadaranlah manusia mengenali kekurangan dari kesempurnaan,
Dengan kesadaranlah manusia membedakan tanggung jawab dari kebodohan,
Dengan kesadaranlah manusia membedakan kejujuran dari kebohongan,
Dengan kesadaranlah manusia membedakan kebaikan dari keburukan,
…
Dalam kesadaranlah ukuran-ukuran berada,
Sebagai suatu kepastian acuan,
Akan tetapi manusia hendak membuat kedustaan besar kepada kesadaran,
Sekaligus memaksa kesadaran untuk menjadi budak dari prasangka,
Dengan mengklaim apa yang didapat adalah kepastian, padahal nyatanya adalah ketidakpastian,
Dengan mengatakan apa yang dicapai adalah kekuatan, padahal nyatanya adalah kelemahan,
Dengan menyatakan telah mencapai tujuan, padahal nyatanya sedang menghadapi pertanyaan-pertanyaan,
Lalu menggunakan kedustaan-kedustaan itu sebagai dasar hidup dan kehidupan,
Oh, betapa merananya kesadaran itu menjalankan roda-roda hidup,
Kemuliaannya telah terbungkam oleh kebohongan,
Kesaksiannya atas nilai-nilai telah dihinakan,
Maka nilai-nilai lah yang jadi saksi bisu dari penghinaan itu.
…
Maka ketika hukum sebab akibat berada dalam alam penggenapan,
Energi kesadaran itu akan menuntut balik,
Dengan menimpakan segala ukuran keburukan yang kemudian menjadi nyata,
Kepada tuannya,
Karena saat itulah alam kedua berkuasa penuh kepada manusia,
Atas izin Tuhannya.
Dengan kesadaranlah manusia mengenal keadilan dari kesewenang-wenangan,
Dengan kesadaranlah manusia mengenali kehinaan dari kemuliaan,
Dengan kesadaranlah manusia membedakan kemantapan dari kebimbangan,
Dengan kesadaranlah manusia mengenali kegelisahan dari ketenangan,
Dengan kesadaranlah manusia membedakan kelemahan dari kuatnya kepedulian,
Dengan kesadaranlah manusia mengetahui kepura-puraan dari kesungguhan,
Dengan kesadaranlah manusia mengenali kekurangan dari kesempurnaan,
Dengan kesadaranlah manusia membedakan tanggung jawab dari kebodohan,
Dengan kesadaranlah manusia membedakan kejujuran dari kebohongan,
Dengan kesadaranlah manusia membedakan kebaikan dari keburukan,
…
Dalam kesadaranlah ukuran-ukuran berada,
Sebagai suatu kepastian acuan,
Akan tetapi manusia hendak membuat kedustaan besar kepada kesadaran,
Sekaligus memaksa kesadaran untuk menjadi budak dari prasangka,
Dengan mengklaim apa yang didapat adalah kepastian, padahal nyatanya adalah ketidakpastian,
Dengan mengatakan apa yang dicapai adalah kekuatan, padahal nyatanya adalah kelemahan,
Dengan menyatakan telah mencapai tujuan, padahal nyatanya sedang menghadapi pertanyaan-pertanyaan,
Lalu menggunakan kedustaan-kedustaan itu sebagai dasar hidup dan kehidupan,
Oh, betapa merananya kesadaran itu menjalankan roda-roda hidup,
Kemuliaannya telah terbungkam oleh kebohongan,
Kesaksiannya atas nilai-nilai telah dihinakan,
Maka nilai-nilai lah yang jadi saksi bisu dari penghinaan itu.
…
Maka ketika hukum sebab akibat berada dalam alam penggenapan,
Energi kesadaran itu akan menuntut balik,
Dengan menimpakan segala ukuran keburukan yang kemudian menjadi nyata,
Kepada tuannya,
Karena saat itulah alam kedua berkuasa penuh kepada manusia,
Atas izin Tuhannya.
No comments:
Post a Comment